Memandang Wajah Para Aulia

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaSmuEgjekllvsobEW4Fm8qCdQaq6vZ7iT68au_8X-LmWDolde54KkMmU65JMYJ53-M8m1N8U1onR-qixT86Z3crw8oCTyxpeoguc6GvUVDkyaxjCENkWGh43C1BjD2ilNPvh97i_QfOk/s1600/HabibUmar1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Memandang Wajah Para Aulia" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaSmuEgjekllvsobEW4Fm8qCdQaq6vZ7iT68au_8X-LmWDolde54KkMmU65JMYJ53-M8m1N8U1onR-qixT86Z3crw8oCTyxpeoguc6GvUVDkyaxjCENkWGh43C1BjD2ilNPvh97i_QfOk/s320/HabibUmar1.jpg" title="Memandang Wajah Para Aulia" width="213" /></a></div><div style="text-align: justify;">Guru Mulia Al Alim Al Alamah Al Musnib Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz Bin Syech Abubakar Bin Salim, menjelaskan :</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dikatakan oleh Asy-Syekh Abu Bakar Bin Salim : “Ini adalah karunia yang engkau dapatkan apabila engkau melihat kepada para Aulia. Adapun apabila Wali tersebut yang melihat engkau tak bisa dibayangkan karunia yang akan kau dapatkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">”Pernah dalam suatu kejadian, ketika di sebuah negeri di musim paceklik lama hujan tidak turun, mereka Shalat Istisqa minta hujan, sekali, dua kali tidak juga turun hujan sampai tiga kali. Ketika kebetulan datang satu orang ditempat tersebut melihat kesusahan manusia dan dia berkata sebelum orang-orang tersebut Shalat Istisqa : “Ya Allah demi apa yang ada didalam kepala saya ini maka saya meminta kepada-Mu agar Engkau menurunkan hujan kepada manusia.” Dan turun hujan saat itu juga. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Maka keesokan harinya dicari orang tersebut yang berdoa dan bertawasul yang berkatnya negeri jadi turun hujan. Ditanya : “Memangnya apa yang ada didalam kepalamu hingga engkau bertawasul dengan apa yang ada didalam kepalamu..?” Dijawabnya : “Sesungguhnya apa yang ada didalam kepala saya ini ada dua bola mata yang pernah melihat wajah Abu Yazid Al Bushtomi dengan berkat itu Allah turunkan hujan”.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Subhanallah..</div><br /> <br /> <div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div>

Memandang Wajah Para Aulia

Guru Mulia Al Alim Al Alamah Al Musnib Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz Bin Syech Abubakar Bin Salim, menjelaskan : Dikatakan oleh Asy...

Read more »

Kisah Kunjungan Al-Habib Umar Bin Hafidz Ke Bruthonia Inggris

<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqoMnrlj4dfACKWkoQ9zQ6gGhdnfisOE-qWuKwtfd05g3cwwFDS2Tx16qpuCZyNGO4DvfCrvShAUtrh_QLPzf-rKWaZDOjgiSRBqzWKnPDFrDuT-wzoDpePsJTLBg4UTKqqsJtpaoaZW8/s1600/Habib-Umar-bin-Hafiz.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Kunjungan Al-Habib Umar Bin Hafidz Ke Bruthonia Inggris" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqoMnrlj4dfACKWkoQ9zQ6gGhdnfisOE-qWuKwtfd05g3cwwFDS2Tx16qpuCZyNGO4DvfCrvShAUtrh_QLPzf-rKWaZDOjgiSRBqzWKnPDFrDuT-wzoDpePsJTLBg4UTKqqsJtpaoaZW8/s320/Habib-Umar-bin-Hafiz.jpg" title="Kisah Kunjungan Al-Habib Umar Bin Hafidz Ke Bruthonia Inggris" width="213" /></a></div><div style="text-align: justify;">Al-Habib Qasim bin Husain al-Atthos (Khadim Guru Mulia ketika di Darul Mushthofa), menceritakan kejadian yang beliau dengar langsung dari lisan al-Habib Muhammad bin Umar bin Hafidz (putra Guru Mulia).</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Suatu waktu, murid al-Habib Umar bin Hafidz di Bruthonia, Inggris membuat acara semacam seminar dalam satu gedung yang berkapasitas 3.000 peserta yang kesemuanya dari kalangan profesor, doctor, dan kalangan terpelajar, namun kesemuanya beragama non-muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Seperti biasa sebelum berceramah Guru Mulia terlebih dahulu membaca Ratib al-Atthos, Maulid adh-Dhiyaul Lami' yang telah ada terjemahan bahasa Inggrisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Di saat mahallul qiyam (berdiri di tengah pembacaan maulid Nabi Saw), semua ikut berdiri dan hampir semua peserta menangis.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Selesai pembacaan maulid Nabi Saw, Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz pun memberikan ceramah. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya ceramah usai, dan Guru Mulia keluar dari gedung hendak menuju ke mobil. Sesampainya di mobil, ternyata murid al-Habib Umar dari pihak crew event tersebut meminta beliau untuk masuk kembali karena katanya jamaah di dalam gedung masih belum puas mendengar ceramah Guru Mulia. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Guru Mulia balik dan kembali lagi ke gedung tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah beliau naik panggung, beliau bertanya ke seluruh peserta seminar :</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kalian memanggilku kembali...?".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Jawab peserta, "Kami ingin masuk Islam, mengucapkan syahadat melaluimu".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Subhanallah, tidak kurang dari 2.900 peserta masuk Islam pada waktu itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">ALLAHU AKBAR...!</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sholu Alan Nabi Muhammad SAW......</div><br /> <br /> <div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div>

Kisah Kunjungan Al-Habib Umar Bin Hafidz Ke Bruthonia Inggris

Al-Habib Qasim bin Husain al-Atthos (Khadim Guru Mulia ketika di Darul Mushthofa), menceritakan kejadian yang beliau dengar langsung dari l...

Read more »

Sedekah Membawa Berkah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK9ruo4jy2PHNyWbW2vT9_HGOZZrFdivY6wTMkYpAeU0_lENY-PNwAjxgb-zlDf7YqoC1AheFba_5_4OKy-UvhqbqEqbyNNW3twsNlJoOeHgZPc1DBBHfYX9Ek4QLK-JBMpBRjlxUN9zI/s1600/Sedekah+Membawa+Berkah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sedekah Membawa Berkah" border="0" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK9ruo4jy2PHNyWbW2vT9_HGOZZrFdivY6wTMkYpAeU0_lENY-PNwAjxgb-zlDf7YqoC1AheFba_5_4OKy-UvhqbqEqbyNNW3twsNlJoOeHgZPc1DBBHfYX9Ek4QLK-JBMpBRjlxUN9zI/s320/Sedekah+Membawa+Berkah.jpg" title="Sedekah Membawa Berkah" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dikisahkan dalam Kitab Min ‘Ajaa’ibish Shadaqah, suatu malam ada orang fakir mengetuk pintu rumah seorang ulama, lalu orang alim itu bertanya kepada istrinya tentang sesuatu yang dimilikinya. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sang istri berkata, “Kita tidak memiliki apa-apa selain sepuluh butir telur ayam.” </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Suaminya berkata, ”Berikanlah telur-telur itu kepadanya.” Maka telur itu diberikannya kepada si fakir, dan disisakan satu butir telur untuk anaknya tanpa sepengetahuan suaminya. Tak lama kemudian, datang seorang tamu mengetuk pintu dan membawa rejeki yang diperuntukkan untuk keduanya sebanyak 90 dinar. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Lalu orang alim itu bertanya kepada istrinya, ”Berapa telur yang kamu berikan kepada si fakir?” Istrinya menjawab, ”sembilan butir.” Lalu beliau berkata, ”Kita mendapatkan 90 dinar, setiap kebaikan dilipatkan sepuluh kali.” </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kisah ini hanyalah contoh tentang sedekah yang membuahkan keberkahan. Qadarullah, Allah berkehendak menjadikan berkah tersebut begitu nyata dan dapat dihitung dengan rumus matematika, Allah menggantinya dengan sepuluh kali lipat. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Meski tentunya tak selalunya ’reward’ itu bisa diindera sedemikian rupa. Yang pasti, seseorang akan mendapatkan hasil lebih banyak dari apa yang ia sedekahkan karena Allah. Penderma Lebih Butuh dari Penerima Sekilas, tatakala seseorang mendermakan hartanya kepada orang fakir, maka si fakirlah yang mendapat manfaat dari sedekah itu. Namun sejatinya, keuntungan yang didapatkan oleh penderma, jauh lebih banyak dan lebih besar. Tidak berlebihan jikalau disimpulkan bahwa kebutuhan kita untuk bersedekah itu lebih besar dari kebutuhan orang fakir terhadap harta yang kita sedekahkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bukankah Allah telah berfirman, <i>”Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka (faedahnya) itu untuk kamu sendiri.” </i><b>(QS. al-Baqarah: 272)</b> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Begitupun dengan firman-Nya, ”In ahsantum ahsantum li anfusikum”, <i>jika kamu berbuat baik, maka sesungguhnya kamu berbuat baik untuk diri kamu sendiri.</i> Ini menjadi kaidah umum untuk seluruh kebaikan. Adapun kebaikan berupa sedekah sangat nyata dirasakan pengaruhnya oleh orang yang pernah mengalaminya. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam telah meyakinkan kita, bahwa harta tidak berkurang dengan disedekahkan, <i>“Tidaklah berkurang harta yang disedekahkan.” </i><b>(HR Muslim) </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi menjelaskan dalam Syarah Muslim, bahwa maksud tidak berkurang itu mengandung dua pengertian. <i>Pertama</i> bahwa harta itu diberkahi dan dengannya madharat bisa tercegah, sehingga berkurangnya harta secara fisik tergantikan dengan keberkahan, dan ini bisa dirasakan dan terbukti sebagaimana pengalaman yang bisa disaksikan. Yang <i>kedua</i>, meskipun secara dzatnya berkurang, namun dari sisi pahala lebih banyak dari harta yang berkurang.” </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ada hadits lain yang menguatkan bahwa, setiap sedekah yang kita keluarkan, pasti akan mendapatkan ganti. Sebagai pengabulan doa dari para malaikat sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, <i>Tiada datang waktu pagi melainkan ada dua malaikat yang turun atas manusia, lalu satunya berdoa, “Ya Allah, Berilah ganti bagi yang bersedekah.”</i> <b>(HR. Bukhari)</b> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Allah tidak akan menjadikan orang yang berdema menjadi pailit. Bahkan sebaliknya, berkah yang melimpah akan disandang oleh para dermawan. Logika iman mengajarkan, bahwa sedekah berarti investasi kepada Allah yang pasti untung dan mustahil merugi. Jika seseorang atau badan usaha yang profesional, datang kepada kita dengan cashflow yang menjanjikan keuntungan, ditambah lagi dengan kemungkinan minimnya resiko, lalu menawarkan saham untuk kita, tentulah kita akan bergegas untuk menyambutnya, dan menanamkan modal demi keuntungan yang besar. Meskipun keuntungan itu masih bersifat asumsi maupun prediksi. Masih ada resiko kerugian, atau bahkan kebangkrutan. Baik disebabkan oleh keteledoran dalam mengelola usaha, atau adanya faktor eksternal di luar perhitungan. Anehnya ketika tawaran itu datang dari Dzat yang menjanjikan keuntungan jauh lebih tinggi, Dia juga Maha Menepati janji, dan Mahakuasa membagi rejeki, masih ada orang yang meragukan untuk menyambut tawaran-Nya. Masih berfikir jikalau investasi itu akan berujung pada kerugian dan kemiskinan. Alangkah buruk persangkaan mereka kepada Allah. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bagaimana mungkin akan merugi, investasi usaha yang dikelola oleh Allah yang Maha Mengatur segala alam semesta? Mari kita simak, jaminan keuntungan yang Allah janjikan bagi siapapun yang berkenan menanam investasinya kepada-Nya, <i>”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.” </i><b>(QS. al-Hadiid: 11) </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Adakah yang lebih layak dipercaya selain Allah, yang Mahakaya, dan Maha Berkuasa atas segalanya? Bagaimana mungkin orang yang berakal ragu untuk menitipkan investasinya kepada Allah? Allah subhanahu wa ta’ala pun telah berjanji dalam hadits qudsi, <i>“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Berinfaklah wahai Anak Adam, niscaya Aku akan berinfak untukmu.”</i> <b>(HR al-Bukhari)</b> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pun begitu, ganti yang dijanjikan itu belum tampak di depan mata. Hanya orang yang yakin dan tawakal yang berani mengambil keputusan. Toh, fakta menunjukkan, tak ada cerita orang yang miskin lantaran over dosis dalam berderma. Keberkahan sedekah tak hanya mengundang datangnya kemaslahatan yang diharapkan, tapi juga mencegah kemadharatan yang ditakutkan. Sedekah yang kita lakukan seakan menjadi tebusan hingga di kemudian hari kita aman dari suatu bahaya yang mengancam. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengisahkan tentang Yahya bin Zakariya yang memerintahkan Bani Israil dengan lima hal, salah satunya adalah, “Aku memerintahkan kalian untuk bersedekah. Karena perumpamaan sedekah itu seperti seseorang yang ditawan musuh, lalu tatkala musuh sudah memegang leher dan hendak menebasnya, tiba-tiba dia berkata, ”Aku menebusnya dari kalian dengan harta sedikit dan yang banyak.” Maka iapun berhasil membebaskan diri dari mereka.”</i> <b>(HR Tirmidzi, beliau mengatakan, ”hadits hasan shahih”)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ibnu Syaqiq bercerita, bahwa Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seseorang tentang luka di lututnya yang terus mengeluarkan nanah sejak tujuh tahun. Dia juga sudah berusaha menempuh berbagai macam pengobatan, pergi ke tempat para tabib, namun juga belum menunjukkan hasilnya. Maka Ibnul Mubarak menyarankan, ”Pergilah dan buatkanlah sebuah sumur di tempat perkampungan yang membutuhkan air, saya berharap air bisa mengalir di sana, dan ketika itu lukamu akan sembuh. Orang itupun melakukan saran beliau dan kemudian sembuh. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Buah Sedekah di Akhirat</b> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Begitulah keajaiban faedah sedekah di dunia. Sedangkan faedah sedekah di akhirat lebih hebat lagi. Karenanya, Andai saja manusia setelah mati dikembalikan ke dunia, maka yang ingin mereka lakukan adalah bersedekah, <i>”Wahai Rabbi, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh”</i> <b>(QS. al-Munaafiqun: 10) </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ini menunjukkan betapa mereka melihat bahwa di akhirat sedekah sangat bermanfaat. Orang yang bersedekah akan tahu, bahwa harta sejati yang menjadi miliknya adalah harta yang disedekahkannya. Sedangkan harta yang tersisa, atau telah dipergunakan itu akan fana. Ketika ummul mukminin ditanya oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tentang kambing yang disembelih, adakah masih tersisa? Aisyah menjawab, ”Telah habis dibagi, hanya tersisa sebelah bahunya saja.” Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”(yang benar), masih utuh semua, kecuali sebelah bahunya.” <b>(HR Muslim) </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Yang dibagi-bagikan itulah hakikat harta yang sebenarnya, sedangkan yang tersisa itu bukanlah menjadi miliknya selain hanya sementara saja. Kemurahan Allah yang melipatkan pahala sedekah hingga 700 kali lipat dan bahkan masih lebih banyak lagi. Kedermawanan akan mendekatkan pelakunya menuju jannah, sekaligus membentengi dan menjauhkan pelakunya dari neraka. Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat bakhil. Amin. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div><br /> <br />

Sedekah Membawa Berkah

Dikisahkan dalam Kitab Min ‘Ajaa’ibish Shadaqah, suatu malam ada orang fakir mengetuk pintu rumah seorang ulama, lalu orang alim itu bertany...

Read more »

Kemana Ruh Akan Kembali

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib8pzGw7xYxFBA_7zapPpBxQgOFHCeNpeT7FunCgIZxDeHhMh6TProhbk2rWp69PmTBiYhNbwsYCpR3W0ZmtOl_G40fsWeHuSQeWwBLAxVuCgMR3_pvSNFTl6VYxgUaaEhlbLCXMOhYv0/s1600/ruh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kemana Ruh Akan Kembali" border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib8pzGw7xYxFBA_7zapPpBxQgOFHCeNpeT7FunCgIZxDeHhMh6TProhbk2rWp69PmTBiYhNbwsYCpR3W0ZmtOl_G40fsWeHuSQeWwBLAxVuCgMR3_pvSNFTl6VYxgUaaEhlbLCXMOhYv0/s320/ruh.jpg" title="Kemana Ruh Akan Kembali" width="320" /></a></div><br /> <div style="text-align: justify;">Ketika roh dicabut, ia berada dalam satu dari dua kemungkinan. Roh orang yang beriman akan berbahagia. Para malaikat akan mengangkat dan membawanya menemui Tuhannya, bersama roh kaum beriman lainnya. Kemudian, Allah menanyai roh itu satu per satu, kemudian bertitah kepada para malaikat, “Bawalah roh-roh ini dan perlihatkan tempat tinggalnya di surga.” Lalu, para malaikat itu menerbangkan mereka ke surga selama mayatnya dimandikan. Setelah dimandikan dan dikafani, roh itu dikembalikan dan dimasukkan di antara kain kafan dan jasadnya. Ketika jenazahnya dibawa di atas keranda mayat, ia dapat mendengar pembicaraan manusia, baik yang membicarakan kebaikan maupun keburukan. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Rasulullah Saw bersabda, “Ketika jenazah dibawa di atas keranda, rohnya akan menggeliat. Lalu ia berkata, “Wahai keluargaku, wahai anakku. Janganlah diperdaya dunia seperti aku telah diperdayanya. Aku telah mengumpulkan harta dari sumber yang halal dan yang tidak halal. Kemudian aku meninggalkan semua harta itu, sementara dosanya tetap mengikutiku. Karena itu, waspadalah terhadap apa yang menimpaku.” (HR Ibn Abi Dunya dalam kitab Al-Qubur dan Ad-Dailami dalam Zuhrah Al-Firdaus)</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>Di kutib dari Manazil Al-Arwah karya Ibn Sulaiman al-Hanafi</i></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div><br />

Kemana Ruh Akan Kembali

Ketika roh dicabut, ia berada dalam satu dari dua kemungkinan. Roh orang yang beriman akan berbahagia. Para malaikat akan mengangkat dan m...

Read more »

Ada Gus, Tapi Pendeta?

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAV4N0SV9nZD9ysZlrwZnMsTTnPRTIH4nZxbBhQfOw0T-mhh-OokotP4pDiZNJNyuoiBdhhkczzsk6UJ601GYWwZxnN0SY6FFt3_v33PAszNyvmgcR_plFob5kgclW3FBlIqzhXSFiwoE/s1600/hasyim+muzadi.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ada Gus, Tapi Pendeta?" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAV4N0SV9nZD9ysZlrwZnMsTTnPRTIH4nZxbBhQfOw0T-mhh-OokotP4pDiZNJNyuoiBdhhkczzsk6UJ601GYWwZxnN0SY6FFt3_v33PAszNyvmgcR_plFob5kgclW3FBlIqzhXSFiwoE/s1600/hasyim+muzadi.jpeg" title="Ada Gus, Tapi Pendeta?" /></a></div><div style="text-align: justify;">Ini kejadian lama, yakni Rabu, 11 Januari 2012.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Saya menjadi salah satu anggota rombongan nderekne KH Hasyim Muzadi ke Sampang mewakili PWNU.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Yang lain ada dari penerbit kitab kuning dan ada seorang laki-laki yang belum saya kenal.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Menarik perhatian saya karena orang ini tampak rapi (tidak seperti orang NU umumnya), begitu sopan dan hormat kepada orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Belakangan saya tahu, namanya Agus. Kiai Hasyim biasa memanggilnya “Gus”.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dia setia selalu mengikuti perjalanan Kiai Hasyim ke mana pun. Untuk apa, saya tidak ingin tahu. Tapi di sini ada yang lucu.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika Agus mengikuti Kiai Hasyim ke Jepara, menghadiri haflah di Ponpes Tahfiz al-Quran.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Waktu rombongan diterima kiai pengasuh pesantren, kelihatannya Agus tercecer agak di belakang.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kiai Hasyim menoleh mencari dan memanggil, “Gus, ke sini,” sambil melambaikan tangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Para santri yang mendengar dan melihat ini langsung memberi jalan, bahkan menjabat dan menciumi tangannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Mungkin mereka mengira yang dipanggil Kiai Hasyim adalah seorang “Gus” putra kiai besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Padahal “Gus” yang satu ini bukan putra kiai.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Juga tidak pernah menjadi santri, bahkan seorang pendeta.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">He he, baru kali ini ada “Gus” yang jadi pendeta dan diciumi tangannya oleh para santri.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">(Dikisahkan oleh H Abdul Wahid Asa, A’wan PWNU Jatim seperti dimuat di Majalah AULA PWNU Jatim)</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Sumber</b>: </div><div style="text-align: justify;">muktamarnu.com</div><br /> <div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div><br />

Ada Gus, Tapi Pendeta?

Ini kejadian lama, yakni Rabu, 11 Januari 2012. Saya menjadi salah satu anggota rombongan nderekne KH Hasyim Muzadi ke Sampang mewakili PWN...

Read more »

Kisah Orang Gila di Zaman Khalifah Harun Ar Rasyid

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl6rsJnwILQGG7QsM1R_gLvKn2T0SIn-OOTWtq9ZA3pElLwsJfCrLRxOgmwPY7sM92eV0QuTS6QzPnlExh4HMAzcRlYilPyn-0CDyT6AME4rKAXJA-MZ_KSht2FevPVRJcjuXcGqAV7Sg/s1600/bahlul1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Orang Gila di Zaman Khalifah Harun Ar Rasyid" border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl6rsJnwILQGG7QsM1R_gLvKn2T0SIn-OOTWtq9ZA3pElLwsJfCrLRxOgmwPY7sM92eV0QuTS6QzPnlExh4HMAzcRlYilPyn-0CDyT6AME4rKAXJA-MZ_KSht2FevPVRJcjuXcGqAV7Sg/s320/bahlul1.jpg" title="Kisah Orang Gila di Zaman Khalifah Harun Ar Rasyid" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dikisahkan sesungguhnya (Bahlul) seorang yang dikenal sebagai orang gila dizaman Abbasi Khalifah Harun Arrasyid.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pada suatu hari lewat Khalifah Harun Arrasyid dihadapan Bahlul (orang gila) yang sedang duduk didekat kuburan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Maka berkata Harun Arrasyid kepadanya: wahai Bahlul kapan kamu berakal? Maka Bahlul beranjak dari tempatnya lalu naik keatas pohon, lalu dia memanggil Harun Arrasyid dengan sekuat suaranya...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Wahai Harun yang gila kapan engkau sadar?... Maka Harun Arrasyid menghampiri pohon dengan menunggangi kudanya dan berkata: siapa yang gila aku atau engkau yang selalu duduk dikuburan?</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul berkata : Aku berakal dan engkau yang gila...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Harun : Bagaimana itu bisa?</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul: karena aku tahu bahwa gedungmu akan hancur dan kuburan ini kekekalan, maka aku memakmurkan kubur sebelum gedung, dan engkau memakmurkan gedungmu dan menghancurkan kuburmu, sampai-sampai engkau takut untuk dipindahkan dari gedungmu kekuburan, padahal engkau tahu bahwa kamu pasti masuk kubur, maka katakan wahai Harun siapa yang gila diantara kita?</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Maka bergetar hati Harun dan lalu menangis dengan tangisan yang membasahi jenggotnya, lalu dia berkata: Demi Allah engkau yang benar, tambahkan nasehatmu untukku wahai Bahlul...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul : Cukup bagimu Al Qur-an maka jadikanlah pedoman... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Harun : Apa engkau memiliki hajat wahai Bahlul? Aku akan berikan... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul : Iya aku punya 3 permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterima kasih padamu...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Harun : Mintalah... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul : 1. Tambahkan umurku... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Harun : Aku tak mampu... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul : 2. Jaga aku dari malaikat maut... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Harun : Aku tak mampu... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul : 3. Masukkan aku kedalam jannah dan jauhkan aku dari api Nar... </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Harun : Aku tak mampu...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahlul : Ketahuilah engkau dimiliki (hamba) dan bukan pemilik (Tuhan), maka aku tidak butuh padamu...</div><div style="text-align: justify;">Subhanallah orang yang Bahlul tersebut ternyata waras terhadap akhirat dan Bahlul terhadap dunia, ingat! dunia hanya sementara...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dikutib dari kitab yang berjudul orang-orang gila yang berakal</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Sumber</b>:</div><div style="text-align: justify;">Majelis Ratib Dan Maulid Habib Abu Bakar Bin Alwi Alhabsy</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div>

Kisah Orang Gila di Zaman Khalifah Harun Ar Rasyid

Dikisahkan sesungguhnya (Bahlul) seorang yang dikenal sebagai orang gila dizaman Abbasi Khalifah Harun Arrasyid. Pada suatu hari lewat Khal...

Read more »