Pertanyaannya Sama Tapi Jawabannya Berbeda Mistikus 1 Kisah Abu Nawas 9:25 AM <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZkf9tCTIXhKNRbOwGVokeHh-gtHCSippFkEIoEcP9M7Ies94PLFNR1QWLdmiuimTi_Aohdd5DW3F7mP0vwBikCSnMfsymtgtS8E3rA0_tP4UldyXsFeWepx-DzKvvbjJgF0tGR1WaLJc/s1600/abu+nawas.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Abu Nawas" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZkf9tCTIXhKNRbOwGVokeHh-gtHCSippFkEIoEcP9M7Ies94PLFNR1QWLdmiuimTi_Aohdd5DW3F7mP0vwBikCSnMfsymtgtS8E3rA0_tP4UldyXsFeWepx-DzKvvbjJgF0tGR1WaLJc/s1600/abu+nawas.jpeg" title="Kisah Abu Nawas" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Suatu hari ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Orang pertama bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa kecil?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Orang yang mengerjakan dosa kecil,” jawab Abu Nawas. “Mengapa?”, kata orang pertama.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Orang pertama pun merasa puas karena ia memang yakin begitu.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa kecil?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Orang yang tidak mengerjakan keduanya,” jawab Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Mengapa?” kata orang kedua.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan,” kata Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa kecil?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Orang yang mengerjakan dosa besar,” kata Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Mengapa?”, kata orang ketiga.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu.” jawab Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Orang ketiga menerima alasan Abu Nawas, dan ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Karena belum mengerti, seorang murid Abu Nawas bertanya, “Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Manusia dibagi tiga tingkatan : tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati.”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Anak kecil yang melihat bintang di langit.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ia mengatakan bahwa bintang itu kecil, karena hanya menggunakan matanya,” jawab Abu Nawas mengandaikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">“Apakah tingkatan otak itu?” tanya murid Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Orang pandai yang melihat bintang di langit.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ia mengatakan bahwa bintang itu besar, karena ia mempunyai pengetahuan tentang itu,” jawab Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ia tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Karena bagi orang yang paham, tidak ada sesuatu yang besar jika dibandingkan dengan Kemahabesaran Allah.”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilakn jawaban yang berbeda.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Lalu ia bertanya lagi, “Wahai guru, mungkinkah manusia bisa mengecoh Tuhan?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Mungkin,” jawab Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Bagaimana caranya?” tanya murid itu ingin tahu.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Dengan merayunya melalui pujian dan doa,” kata Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Ajarkanlah aku doa itu wahai guru,” pinta murid Abu Nawas.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Doa itu adalah: </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>"Ilaahi lastu lil firdausi ahla, wa laa aqwa `alan naaril jahiimi, fahabli tawbatan waghfir dzunuubi, fa innaka ghafirudz dzanbil `azhiimi.”</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>“Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni Surga, tetapi aku tidak kuat dengan panasnya api neraka.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku, karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><b>From :</b> <b>Abdul Rizal</b></span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><br /> <div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div><br /> Pertanyaannya Sama Tapi Jawabannya Berbeda Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit. Suatu hari... Read more »