19 Tahun Di Kubur Jenazah Siti Masrinah Masih Utuh

<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdyToCqNb5Io0NNX-ikFB3dWdqymwt5bhXEUwguVlrRVbHaZ7vBapEpPuBcw_uR0c2dY8XpOWhgAwWLYwv2-VRsfxMQoUUBhhwxfGwvHQMkK0oXXjqfF61OwQlsi0Drbbfy131qBzXH5I/s1600/19+Tahun+Di+Kubur+Jenazah+Siti+Masrinah+Masih+Utuh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="19 Tahun Di Kubur Jenazah Siti Masrinah Masih Utuh" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdyToCqNb5Io0NNX-ikFB3dWdqymwt5bhXEUwguVlrRVbHaZ7vBapEpPuBcw_uR0c2dY8XpOWhgAwWLYwv2-VRsfxMQoUUBhhwxfGwvHQMkK0oXXjqfF61OwQlsi0Drbbfy131qBzXH5I/s320/19+Tahun+Di+Kubur+Jenazah+Siti+Masrinah+Masih+Utuh.jpg" title="19 Tahun Di Kubur Jenazah Siti Masrinah Masih Utuh" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Kisah Nyata Dari Tuban </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Penggalian makam untuk perluasan masjid yang berada di area makan Syekh Asy'ari, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban mengegerkan warga.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pasalnya, dalam pengalian area pemakanan itu ditemukan adanya satu jenazah yang digali Masih Dalam Keadaan Utuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Jenazah yang masih utuh meski telah dimakamkan selama 19 tahun itu adalah Almarhumah Siti Masrinah, yang meninggal pada tahun 1994 dengan usia saat itu 84 tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Almarhumah Masrinah merupakan warga Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, yang dikuburkan di area makam Syekh Asy'ari atau yang dikenal dengan Sunan Bejagung.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pada saat menggali makam Siti Masrinah itu, Munasir, penggali makam merasa kaget karena papan penutup jenazah masih kondisi utuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Meski mengetahui papan penutup jenazah masih utuh, Munasir bersama dengan tiga orang lain juru penggali kubur di tempat tersebut tetap meneruskan pengaliannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sehingga mengetahui bahwa kondisi kain kafan jenazah Siti Masrinah tidak mengalami kerusakan sama sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Tidak seperti jenazah yang lainnya, saat digali papannya masih utuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah saya lihat ternyata jenazahnya juga masih utuh bersama dengan kain kafannya, Ujar Munasir (50), kepala penggali kubur di makam Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Keluarga mendiang Hj Siti Masrinah, pun angkat bicara.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Mereka membeberkan kebiasaan Almarhumah semasa hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Salah satunya adalah Almarhumah gemar membaca Al-Quran dan berdzikir kepada ALLAH.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Waktu itu penerangan tidak seperti sekarang, Ibu malam-malam suka baca Al-Quran menggunakan senter.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kata Kusnan Hariyadi (61), menantu mendiang.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kusnan, yang merupakan suami dari anak ke 5 mendiang, yaitu Siti Sumini, menambahkan, selain gemar membaca Al-Quran, Almarhum juga gemar berdzikir dan membaca shalawat.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Disamping tidak pernah absen untuk melakukan shalat malam.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Suka shalat malam juga, ucap dia, menerangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Siti Sumini sendiri mengatakan, ibunya saat hidup gemar sekali melakukan infaq maupun shodaqoh.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahkan beberapa kali ibunya ditipu oleh orang yang menggarap lahan miliknya dengan cara bagi hasil, tapi selalu mengikhlaskannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ibu suka Shodaqoh saat hidup, Kata Siti Sumini, saat berada di kompleks Makam Sunan Bejagung Lor, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Cerita lain, semasa hidup mendiang terkenal sebagai orang yang pandai bergaul.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahkan beberapa orang yang saat itu dianggap sebagai sampah masyarakat pun menghormati beliau.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bahkan selalu menurut apabila di nasehati mendiang.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Orang yang katanya tidak benar sama ibu dulu juga manut mas, tambahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ketua Takmir Masjid, Ahmad Sholikin, juga mengatakan hal senada.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Saat itu ada 17 makam terpaksa direlokasi dalam rangka perluasan Masjid Bejagung Lor.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pembongkaran dibagi dalam dua tahap, pada Minggu kemarin, pihaknya membongkar sembilan makam, dan sisanya akan berlangsung hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Di hari pertama itulah, ada satu jasad wanita yang sudah meninggal 19 tahun tapi masih utuh dan mengeluarkan bau harum, ujar Ahmad.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Allahu Akbar, Semoga kisah nyata ini menjadi I'tibar bagi kita, dan semoga akhir hidup kita semua Husnul Khatimah, Aamiin..</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div><br />

19 Tahun Di Kubur Jenazah Siti Masrinah Masih Utuh

Kisah Nyata Dari Tuban Penggalian makam untuk perluasan masjid yang berada di area makan Syekh Asy'ari, Desa Bejagung, Kecamatan Semand...

Read more »

Kisah Mbah Mansur Muadzin Dari Jombang

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguGhRd4sK7CjiGEyNyG08XUqws4l1P0vsi-dRBSy9vgt94U1BTwAAdp4vQ7nJwF3KjWUL-dgUBhzHw2jFHAo0UBQ6Yl4CRaZLerF8ouQJU7QZqRNpT2KTMiGf1mtX9UXREhmZO1El-OLA/s1600/muazin-gila.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Muadzin Dari Jombang" border="0" height="159" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguGhRd4sK7CjiGEyNyG08XUqws4l1P0vsi-dRBSy9vgt94U1BTwAAdp4vQ7nJwF3KjWUL-dgUBhzHw2jFHAo0UBQ6Yl4CRaZLerF8ouQJU7QZqRNpT2KTMiGf1mtX9UXREhmZO1El-OLA/s320/muazin-gila.jpg" title="Kisah Muadzin Dari Jombang" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Suasana sebuah kampung tiba-tiba heboh, karena pada saat jam 09.00 terdengar adzan berkumandang dari sebuah mushalla setempat melalui pengeras suara yang memecah keheningan malam. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Warga berbondong-bondong mendatangi mushalla itu meski mereka sudah tahu siapa yang melakukannya... Mbah Mansur, suaranya sudah dikenal dikampung itu, umurnya sudah mencapai kepala tujuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Warga dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah Mansur adzan pada jam sembilan Pagi..?? </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ketika warga sampai di pintu mushalla, Mbah Mansur baru selesai adzan dan mematikan sound system.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Mbah tahu gak, jam berapa sekarang..??” kata Pak RT. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Adzan apa jam segini, Mbah..??”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat,” sambar Roso dengan nada prihatin.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Sekarang banyak betul aliran macam-macam. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Ah, dasar Mbah Mansur sudah gila".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Kalau nggak gila, mana mungkin adzan jam segini..??”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">“Kalian ini ......,” jawab Mbah mansur tenang. “Tadi, waktu saya adzan subuh, tidak seorang pun yang datang ke musholla. Sekarang saya adzan jam 9 pagi, kalian malah berbondong-bondong ke mushalla. Satu kampung lagi...!!!</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kalo gitu... SIAPA YANG GILA....???” </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Warga pun pulang satu persatu tanpa protes lagi. Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah Mansur.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Mawas diri... dipanggil dan diingatkan yang baik-baik kadang-kadang kita tidak mau mendengarkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Tetapi begitu ada kesempatan membodoh-bodohkan dan memarahi orang, kita menyempatkan diri..</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Astagfirullah Al'adziim </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">‪‎Kisah nyata‬‬ lokasi Pedes, Perak, Jombang Jawa Timur</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Sumber</b>: </div><div style="text-align: justify;"><a href="https://www.facebook.com/abunawasmajdub" target="_blank">Abu Nawas Majdub</a> </div><br /> <div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div>

Kisah Mbah Mansur Muadzin Dari Jombang

Suasana sebuah kampung tiba-tiba heboh, karena pada saat jam 09.00 terdengar adzan berkumandang dari sebuah mushalla setempat melalui penger...

Read more »

Allah Menyelamatkannya Dengan Sedekah Pada Seekor Kucing

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMIjd3rejxrj88qE4Fkb7Y3Z821txYJvmwLkLykpqtoVIlEglT7cta6_V8qq6eU-vKk1xt65V-lnCD4JP04effFIHFYPodAHM6rPJA0y7v4kMQG7_I4OARIlQakp-6rQxixwPlg6h_VKA/s1600/kucing-berdoa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Allah Menyelamatkannya Dengan Sedekah Pada Seekor Kucing" border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMIjd3rejxrj88qE4Fkb7Y3Z821txYJvmwLkLykpqtoVIlEglT7cta6_V8qq6eU-vKk1xt65V-lnCD4JP04effFIHFYPodAHM6rPJA0y7v4kMQG7_I4OARIlQakp-6rQxixwPlg6h_VKA/s320/kucing-berdoa.jpg" title="Allah Menyelamatkannya Dengan Sedekah Pada Seekor Kucing" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Syaikh ‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab Syiria, pernah bercerita, “Di awal pernikahanku, Allah telah menganugerahkan kepadaku anak yang pertama. Kami sangat bergembira dengan anugerah ini. Akan tetapi, Allah berkehendak menimpakan penyakit yang keras kepada anakku. Pengobatan seakan tak berdaya untuk menyembuhkannya, keadaan sang anak semakin memburuk, dan keadaan kami pun menjadi buruk karena sangat bersedih memikirkan keadaan buah hati kami dan cahaya mata kami. Kalian tentu tahu, apakah artinya anak bagi kedua orang tuanya, terutama ia adalah anak yang pertama!!</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Perasaan buruk itu menyeruak di dalam hati, karena kami merasa tak berdaya memberikan pengobatan bagi penderitaan anak kami!!</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sehatnya kita memang merupakan perintah Allah dan ketentuan-Nya, namun kita memang harus mengambil langkah-langkah pengobatan dan tidak meninggalkan kesempatan atau sarana apa pun untuk mengobatinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Seorang yang baik menunjukkan kepada kami adanya seorang dokter yang berpengalaman dan terkenal, maka aku pun pergi bersama anakku kepadanya. Anakku mengeluhkam demam yang sangat tinggi, dan dokter itu berkata kepada kami, “Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, maka ia akan meninggal esok hari!!”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Aku kembali bersama sang anak dengan kegelisahan yang memuncak. Sakit menyerang hatiku, hingga kelopak mataku tak mampu terpejam tidur. Aku pun mengerjakan shalat, lalu pergi dengan wajah muram durja meninggalkan isteriku yang menangis sedih di dekat kepala anakku.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Aku terus berjalan di jalanan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat untuk anakku!! Tiba-tiba aku teringat dengan sedekah, dan ingat dengan hadits Rasulullah, tatkala beliau bersabda, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Namun, siapa yang akan aku temui di waktu malam seperti ini. Aku bisa saja mengetuk pintu seseorang dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan ia katakan kepadaku jika aku melakukan hal itu?</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Tatkala aku berada dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba ada seekor kucing lapar yang mengeong di kegelapan malam. Aku menjadi ingat dengan sabda Rasulullah tatkala ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Beliau menjawab, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Aku pun segera masuk ke rumahku, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Aku menutup pintu belakang rumahku, dan suara pintu itu bercampur dengan suara istriku yang bertanya, “Apakah engkau telah kembali kepadaku dengan cepat?” Aku pun bergegas menuju ke arahnya. Dan, aku mendapatkan wajah isteriku telah berubah, dari permukaan wajahnya telah menyiratkan kegembiraan!</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ia berkata, “Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam keadaan duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan!!”</div><div style="text-align: justify;">Dalam tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba ada seekor burung hitam yang besar dari langit yang terbang hendak menyambar anak kita, untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Tiba-tiba muncul kepadaku seekor kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya pun saling bertempur. Aku tidak melihat kucing itu lebih kuat daripada burung itu, karena si burung badannya gemuk. Namun akhirnya, burung elang itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu ketika datang tadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Syaikh ‘Abdul Hadi berkata, “Aku tersenyum dan merasa gembira dengan kebaikan ini. Melihat aku tersenyum, isteriku menatap ke arahku dengan terheran-heran.”</div><div style="text-align: justify;">Aku berkata kepadanya, “Semoga semuanya menjadi baik.”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kami bergegas mendekati anak kami. Kami tak tahu siapa yang sampai terlebih dulu, tatkala penyakit demam itu sirna dan sang anak mulai membuka matanya. Dan, pada pagi hari berikutnya, sang anak telah bermain-main bersama anak-anak yang lain di desa ini, Alhamdulillah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sesudah Syaikh menyebutkan kisah menakjubkan ini, anak tadi -–yang telah menjadi pemuda berumur 17 tahun, serta telah sempurna menghafalkan Al-Quran dan menekuni ilmu syar’i–, ia menyampaikan nasihat yang mendalam kepada kaum muslimin di masjid orang tuanya, Masjid Ar-Ridhwan di Halb, di salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang penuh berkah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div>

Allah Menyelamatkannya Dengan Sedekah Pada Seekor Kucing

Syaikh ‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab Syiria, pernah bercerita, “Di awal pernikahanku, Allah telah menganugerahkan...

Read more »

Hakim Menangis Saat Menjatuhkan Vonis

<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Kisah Seorang Nenek Mencuri Singkong Karena Kelaparan, Dan Hakim Menangis Saat Menjatuhkan Vonis</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilp853SLhI866EINIkokVXzlcgrwCAepdQKGXKjDTD2P2yh7LLSiy0-crGe1-US4bAVUf2Z8RpSsOcZ3mNVNm4TNC9CV_XpD6DhKfz996DLds0ZmEZzLloLsS0xDjC3s5CNAi12D26I9I/s1600/pengadilan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Hakim Menangis Saat Menjatuhkan Vonis " border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilp853SLhI866EINIkokVXzlcgrwCAepdQKGXKjDTD2P2yh7LLSiy0-crGe1-US4bAVUf2Z8RpSsOcZ3mNVNm4TNC9CV_XpD6DhKfz996DLds0ZmEZzLloLsS0xDjC3s5CNAi12D26I9I/s320/pengadilan.jpg" title="Hakim Menangis Saat Menjatuhkan Vonis " width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya kelaparan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Namun manajer PT X** (Y** grup) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Hakim Marzuki menghela nafas.., dia memutus diluar tuntutan jaksa PU, 'maafkan saya', katanya sambil memandang nenek itu,.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Saya tidak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. saya mendenda anda 1 juta rupiah dan jika anda tidak mampu membayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU'.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi, membuka dompetnya kemudian mengambil dan memasukkan uang sejumlah 1 juta rupiah ke dalam topi tersebut dan berkata kepada hadirin...</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir diruang sidang ini sebesar 50 ribu rupiah, sebab menetap dikota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya....</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa."</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sampai palu diketuk dan hakim Marzuki meninggaikan ruang sidang, nenek itupun pergi dengan mengantongi uang 3,5 juta rupiah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Termasuk uang 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT X*** yang tersipu malu karena telah menuntutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sungguh sayang kisahnya luput dari pers.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kisah ini sungguh menarik sekiranya ada teman yang bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di media untuk jadi contoh kepada aparat penegak hukum lain agar bekerja menggunakan hati nurani dan mencontoh hakim Marzuki yang berhati mulia.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Semoga dapat menjadikan teladan bagi kita semua. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Source: fb 888 Inspirasi Harian</div><br /> <br /> <div style="text-align: justify;">Artikel atau posting terbaru blog ini selanjutnya dapat disimak di website kami <a href="http://www.mistikus-sufi.blogspot.com/" target="_blank"><b>Mistikus Cinta</b></a>. Selamat berkunjung dan terima kasih atas perhatiannya.</div><br />

Hakim Menangis Saat Menjatuhkan Vonis

Kisah Seorang Nenek Mencuri Singkong Karena Kelaparan, Dan Hakim Menangis Saat Menjatuhkan Vonis Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki ...

Read more »